Mobilisasi, Konseling dan Perawatan Pasca Operasi Tubektomi - ASKEB KB

Mobilisasi, Konseling dan  Perawatan Pasca Operasi Tubektomi - ASKEB KB


   4. Mobilisasi
Mobilisasi pasien tubektomi yang bersamaan dengan sectio caesar Miring ke kanan dan ke kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernapasan dapat dilakukan penderita sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar. Pada hari kedua penderita dapat didudukan selama 5 menit dan diminta untuk bernapas dalam-dalam untuk melonggarkan pernapasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri  penderita bahwa ia mulai pulih kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk (posisi semi powler). Secara berturut-turut hari demi hari penderita dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca bedah.
Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli sebaliknya, bila terlalu dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat adalah yang paling dianjurkan (Mochtar, 1998 : 157).
Mobilisasi pasien tubektomi yang dilakukan setelah keguguran duduk dan mencoba berdiri apabila tidak pusing lagi 

C.    Konseling
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dan membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam peleyanan kontap. Tujuannya ialah untuk membantu calon akseptor kontap memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kontap, dan pengertian yang lebih baik mengenai dirinya, keinginannya, sikapnya, kekhawatirannya dan sebagainya, dalam usahanya untuk memahami, dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Kegiatan konseling dengan demikian merupakan kegiatan penyelenggaraan suatu bentuk percakapan yang dilaksanakan berdasarkan persyaratan tertentu. Hal ini berarti setiap tenaga konselor perlu mengikuti pendidikan konseling yang khusus diadakan untuk keperluan kontap ini. Oleh karena pelayanan konseling merupakan bagian dari pelayanan kontap secara menyeluruh, maka pelayanan konseling harus diprogramkan dengan baik. Hal ini berarti bahwa pelayanan konseliang kontap tidak berhenti pada pratindakan kontap itu saja, tetapi dapat berlanjut pada saat tindakan tu sendiri dan sesudah tindakan kontap tersebut dilaksanakan.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa tujuan konseling pra tindakan tubektomi bertujuan untuk :
1.      Membantu suami istri untuk memilih salah satu cara kontrasepsi yang paling baik digunakan mereka dalam kurun reproduksinya.
2.      Mengenal dan menghilangkan keragu-raguan atau kesalahpahaman mengenai kontrasepsi tubektomi itu sendiri.
3.      Menjamin bahwa pilihan untuk memilih kontrasepsi tubektomi itu sendiri sebagai kontrasepsi bagi dirinya adalah benar-benar sukarela tanpa paksaan.
4.      Memberikan informasi mengenai tata cara pelaksanaan kontrasepsi tubektomi itu sendiri termasuk pengisian permohonan dan persetujuan untuk dilaksanakan tubektomi pada dirinya, prosedur operasinya, follow up nya.
5.      Sesudah tindakan, maka tujuan konseling ialah :
a.       Mengenal dan menghilangkan kesalahpahaman yang dikaitkan dengan kontap yang diperolehnya.
b.      Membantu meningkatkan keyakinan dan penerimaan akseptor akan pelayanan kontap yang diperolehnya.
D.    Perawatan Pasca Operasi Tubektomi
Setelah selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana pemeriksaan (check-up) bagi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter dan paramedis jaga baik di kamar rawat khusus maupun setelah tiba  di ruangan atau kamar tempat penderita di rawat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran diukur adalah sebagai berikut :
a.       Tekanan darah
b.      Jumlah nadi permenit
c.       Frekuensi pernapasan permenit
d.      Jumlah cairan masuk dan keluar (urin)
e.       Suhu badan 
Pemeriksaan dan pengukuran tersebut sekurang-kurangnya dilakukan setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita.






Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Mobilisasi, Konseling dan Perawatan Pasca Operasi Tubektomi - ASKEB KB"

Posting Komentar